SEKILAS TENTANG KUAU RAJA
Kuau raja adalah salah satu jenis burung yang
masuk kedalam suku Phasianidae dengan nama ilmiah Argusianus argus. Burung ini
mempunyai kemampuan untuk berlari dengan baik, namun bukan berarti mereka tidak
bisa terbang. Sebagian besar hidup kuau raja dihabiskan di permukaan
tanah. Pada kuau jantan dan betina, terdapat perbedaan yang mencolok dari segi
corak bulu yang dimiliki. Pada kuau jantan, memiliki bulu dengan corak
bintik-bintik pada sayapnya yang membuatnya terlihat cantik. Sedangkan pada
kuau betina, bulu yang dimiliki terlihat lebih suram. Suara kuau raja terdengar seperti
meledak-ledak dengan nada ganda. Bunyinya seperti “ku-wau”. Hal inilah yang
menyebabkan burung ini diberi nama kuau
raja. Selang jeda setiap 15 – 30 detik atau bahkan lebih panjang,
burung ini akan kembali mengeluarkan suaranya
CIRI DAN PRILAKU KUAU RAJA
Warna bulu yang dimiliki oleh kuau raja adalah cokelat kemerahan dengan kulit kepalanya yang
berwarna biru tua cerah. Kuau jantan dewasa berukuran besar dengan panjang badan
dan ekor dapat mencapai 2 meter. Pada bagian kepalanya, terdapat jambul yang
unik dan bulu tengkuknya yang berwarna kehitam-hitaman. Yang unik dari kuau
jantan adalah bintik-bintik besar yang menyerupai mata serangga yang menghiasi
bulu sayap dan ekornya yang sangat panjang. Berbeda dengan kuau jantan, kuau
betina ukurannya lebih kecil dengan panjang tubuh dan bulu ekor hanya sekitar
75 cm, dengan memiliki jambul kepala yang berwarna kecokelatan. Pada kuau
betina, bulu sayap dan ekornya lebih pendek dari kuau jantan. Corak oceli atau
“mata” pada bulunya pun tidak sebanyak yang dimiliki oleh kuau jantan. Dalam
habitatnya, burung jantan biasanya memiliki banyak betina atau poliginy,
bersifat soliter dan sangat menjaga teritorial wilayah sekitar sarangnya. Cara
yang ditunjukkan kuau jantan dalam menjaga daerah teritorialnya ialah dengan
menyingkirkan ranting pohon, kerikil kecil, dedaunan kering dan kemudian
bersuara dengan sangat nyaring pada pagi hari. Ketika musim kawin, kuau jantan
akan mengembangkan sayap serta ekornya dan kemudian memamerkan corak unik
berupa ratusan “mata” yang ada pada bulunya kepada kuau betina. Nama latin dari
kuau raja (Argusianus argus) diberikan oleh
Carolus Linnaeus. Pemberian nama tersebut terinspirasi dari nama raksasa
bermata seratus dimitologi Yunani kuno bernama Argus, yang dikaitkan dengan
corak yang mirip seratus “mata” pada bulu sayap dan ekor kuau raja.
HABITAT KUAU RAJA
Asia Tenggara merupakan tempat penyebaran populasi
dari kuau raja. Burung ini tersebar
dari Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia dan Brunai Darussalam. Habitat kuau
raja di alam liar berada pada dataran rendah dan hutan-hutan primer hingga
ketinggian 1.500 meter dpl. Ancaman terbesar yang dihadapi oleh kuau
raja adalah perburuan liar diseluruh wilayah persebarannya. Disamping
itu, pengrusakan dan pengubahan hutan menjadi lahan pertanian dan industri
telah mengurangi habitat asli dari burung ini. Dengan semakin menurunnya
populasi dari kuau raja, International Union for Conservation of Nature
(IUCN)
telah menetapkan status burung ini menjadi “Mendekati Terancam Punah” (Near Threatened/NT).
0 comments:
Post a Comment
Berkomentarlah yang sesuai dengan topik di atas. Saran teman-teman juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas blog ini.
Terima Kasih :)