Monday, May 27, 2013

ANOA

SEKILAS MENGENAI ANOA

Anoa, juga dikenal sebagai kerbau kerdil dan sapiutan, adalah sub-jenis dari Bubalus yang terdiri dari dua spesies asli Indonesia: anoa gunung (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Kedua jenis ini hidup di hutan hujan yang tidak terjamah manusia. Anoa memiliki ciri fisik yang mirip dengan rusa, dengan bobot kurang lebih 150 – 300 kg. Anoa gunung dan anoa dataran rendah hidup di Pulau Sulawesi dan Pulau Buton, sebelah tenggara Pulau Sulawesi. Anoa hidup berpasangan ketimbang hidup dalam kawanan seperti sapi ternak. Hewan ini melahirkan satu ekor anak per tahun.
Kedua spesis anoa ini telah dimasukkan dalam daftar terancam punah sejak tahun 1960an, dan populasinya terus menurun. Diperkirakan tinggal sekitar 5000 ekor yang tersisa. Penyebab berkurangnya populasi anoa dikarenakan oleh perburuan untuk mendapatkan kulit, tanduk dan daging oleh masyarakat sekitar dan hilangnya habitat asli oleh perluasan pemukiman manusia. Namun yang paling berpengaruh adalah perburuan liar.

CIRI FISIK ANOA

anoa gunung (Bubalus quarlesi)
Anoa Gunung
Anoa merupakan hewan yang berkuku genap, bentuk kepala yang mirip kepal sapi, serta tanduknya yang mengarah kebelakang. Tinggi badan anoa berkisar antara 70 – 106 cm. Jenis anoa yang diketahui saat ini ada dua, yaitu anoa gunung (Bubalus quarlesi) dan anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis). Ciri fisik dari anoa dataran rendah adalah memiliki warna putih pada bagian metacarpal, panjang dari ekornya mencapai lutut, pada anoa dewasa rambutnya lebih jarang, terdapat potongan melintang bersegi tiga dan terdapat pula spiral pada bagian dasar hingga pertengahan panjang tanduk. Tandunknya memiliki panjang antara 27 – 37 cm pada anoa jantan dan 18 – 26 cm pada betina. Panjang tengkoraknya berkisar 29 – 32 cm untuk jantan dan 29 – 30 pada betina.
Pada anoa gunung, tinggi bahunya mencapai 63 cm, warna tungkai sama dengan warna badannya, ekor yang lebih pendek yang tidak mencapai lutut, potongan yang melingkar pada pangkal ekor bulat, tidak memiliki spiral atau garis-garis cincin pada setengah tanduknya. Panjang tanduk sekitar 14 – 19 cm dan panjang tengkorak 24 – 29 cm. Warna rambut pada anoa gunung berwarna coklat cerah, terdapat sedikit bercak putih pada bagian atas kukunya, rambut panjang yang lembut seperti wool, dan bagian dalam telinga yang berwarna coklat tua.

HABITAT ANOA


anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis)
Anoa Dataran Rendah
Anoa hidup di Pulau Sulawesi dan Pulau Buton, sebelah tenggara Pulau Sulawesi. Di alam liar, anoa adalah penghuni hutan yang hidup dengan berpindah-pindah tempat. Ketika menjumpai musuh atau merasa terancam, anoa mempertahankan diri dengan menceburkan diri ke rawa-rawa, dan bila terpaksa anoa akan melawan dengan menggunakan tanduknya. Habitat yang disukai oleh anoa adalah hutan tropika daratan, daerah savanna dan terkadang dapat dijumpai di rawa-rawa. Ketika panas terik, anoa memiliki kebiasaan yaitu berkubang digenangan air di hutan sekitar pantai yang berbatasan dengan hutan bakau.

1 comments:

Berkomentarlah yang sesuai dengan topik di atas. Saran teman-teman juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas blog ini.
Terima Kasih :)

 
Copyright © . Flora & Fauna Indonesia - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger